(Business Lounge Journal – News and Insight) Amazon.com terus berupaya untuk memperhatikan tenaga kerjanya dengan memberikan manfaat cuti keluarga kepada mereka. Hal ini dilakukannya tidak semata-mata untuk melakukan retensi bagi mereka namun juga dalam rangka mengikuti kompetitornya yang telah terlebih dahulu melakukan persamaan hak atas atas kedua gender.
Amazon memutuskan untuk mengabulkan apa yang dinanti-nantikan karyawan prianya, yaitu diberikannya cuti bagi mereka yang baru saja menjadi seorang ayah, atau disebut dengan paternity leave.
Amazon memiliki kebijakan cuti keluarga yang telah direvisi yaitu bagaimana karyawan yang baru saja menyambut kelahiran anak atau orang tua yang melakukan adopsi, tidak perduli apakah laki-laki atau perempuan, namun setidaknya sudah bekerja satu tahun pada perusahaan, akan mendapatkan enam minggu parental leave. Hal ini merupakan untuk pertama kalinya Amazon menerapkan cuti berbayar pada para ayah.
Perubahan kebijakan ini diumumkan kepada karyawan pada hari Senin (2/11). Amazon mengikuti kebijakan perusahaan teknologi lainnya yang baru-baru ini memperluas kebijakan cuti keluarga dalam upaya untuk menarik dan mempertahankan karyawan. WSJ mengkaitkan hal ini dengan pemberitaan yang pernah ramai di New York Times bagaimana budaya kerja yang tercipta di raksasa e-commerce tersebut.
Tidak hanya perubahan dalam pemberian parental leave, seorang ibu yang melahirkan kini berhak memperoleh total 20 minggu cuti melahirkan berbayar, termasuk empat minggu cuti berbayar sebelum melahirkan.
Perusahaan mengatakan bahwa manfaat ini berlaku untuk semua karyawan penuh waktu per jam dan karyawan yang digaji, termasuk lebih dari 100.000 customer service dan petugas pusat pemenuhan. Dalam masa cuti tersebut mereka yang memiliki saham Amazon akan tetap berhak untuk mendapatkan saham yang jatuh tempo saat mereka sedang memanfaatkan waktu cuti mereka.
Amazon juga memperkenalkan program “leave-share” yang memungkinkan pekerja untuk membagi sebagian dari enam minggu cuti mereka dengan mitra atau pasangan yang tidak memiliki cuti berbayar melalui majikan mereka.
Perusahaan itu juga mengatakan akan memungkinkan karyawan yang merupakan pengasuh utama mendapatkan kemudahan untuk kembali ke pekerjaan dengan bekerja paruh waktu terlebih dahulu hingga delapan minggu setelah kembali ke pekerjaan.
nancy/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image : Business Lounge Journal