(Business Lounge Journal – Manage Your Business) Pada proses akuisisi sebuah perusahaan maka bagi kedua belah pihak baik pembeli maupun penjual memiliki kepentingan yang sama dari nilai perusahaan. Pembeli menginginkan nilai perusahaan sekecil mungkin, sedangkan penjual menginginkan nilai sebesar mungkin. Penilaian pihak independen menjadi referensi bagi keduanya untuk mematangkan nilai perusahaan, biasanya proses penilaian dilakukan dengan beberapa pendekatan.
Penilaian yang diberikan secara maksimal kepada sebuah perusahaan adalah manakala nilai bisnisnya memiliki prospek pendapatan yang tinggi dan pasti. Hal inilah yang membedakan penjualan perusahaan dengan penjual asset atau barang dan jasa. Semakin besar prospek bisnis sebuah perusahaan semakin tinggi harga jualnya, dalam hal ini penetapan prospek bisnis sebuah perusahaan dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang digunakan dan kepastian dari asumsi-asumsi itu. Saran saya kalau hendak memaksimalkan nilai perusahaan yang dijual, susunlah business plan yang memberikan pengaruh pada besarnya nilai sebuah perusahaan. Asumsi yang ditetapkan dalam business plan memang akan menjadi perdebatan dalam proses jual beli, itulah sebabnya peran seorang konsultan yang memiliki data dan penelitian sangat penting untuk digunakan. Sebagai contoh dalam proses saya menjual sebuah perusahaan yang meproduksi tiang pancang, kontrak kerja yang dimiliki memberikan nilai tambah yang besar kepada harga jual perusahaan. Selain itu saya juga menyusun bersama dengan pemilik perusahaan berdasarkan penelitian bagaimana strategi memaksimalkan kapasitas yang dimiliki oleh perusahaan, disinilah ditambahkan nilai dari sebuah perusahaan itu.
Ketika tiba pada penyusunan business plan banyak faktor yang mempengaruhinya termasuk salah satunya adalah tahap business life cycle dari perusahaan. Perusahaan yang baru bertumbuh, berbeda dengan perusahaan yang sudah di posisi tengah dan posisi puncak. Terlebih lagi perusahaan yang berada pada posisi menurun tentunya memerlukan nilai penguat lain untuk bisa dihargai lebih. Bila perusahaan memiliki customer base yang besar, dan loyal pada branding perusahaan sekalipun saat ini pendapatan perusahaan menurun, hal ini dapat mendongkrak nilai perusahaan. Faktor besarnya pendapatan dan resiko berbeda-beda pada tahap business life cycle, kondisi ini mengakibatkan investor akan menghitung-hitung berapa penawaran harga perusahaan yang wajar, tentulah investor akan menggunakan prinsip ekonomi yaitu mendapatka keuntungan sebesar-besarnya dengan pengorbanan sekecil-kecilnya.
Dalam kondisi ekonomi saat ini, banyak sikap skeptis dari para pengusaha sendiri dalam menyusun sebuah business plan. Hal ini memberi dampak kepada para pembeli perusahaan atau investor yang tidak lagi percaya kepada prospek bisnis yang disusun. Sikap ini membuat perusahaan tidak lagi dihargai berdasarkan prospek bisnisnya namun kepada nilai buku sebuah perusahaan. Bahkan bisa terjadi pembelian perusahaan tidak lagi berdasarkan pada nilai buku perusahaan namun hanya pada taksiran nilai harta berwujud dari perusahaan. Memang ketepatan waktu dalam menjual perusahaan perlu diperhatikan bagi pembeli dan penjual.
Fadjar Ari Dewanto/VMN/BD/Regional Head-Vibiz Research Center