(Business Lounge – Business Insight) Goldman Sachs akan menjadi bank besar pertama yang melakukan investasi dalam perusahaan yang berfokus pada Bitcoin. Hal ini menandakan mulai dilirknya mata uang virtual tersebut di kalangan profesional.
Bank Wall Street tersebut telah menjalin kerja sama dengan perusahaan investasi Tiongkok yang bernama IDG Capital Partners dalam menginvestasikan sebanyak US$ 50 juta (setara dengan 654,72 miliar rupiah) terhadap perusahaan start-up yang menargetkan penggunaan Bitcoin sebagai sistem pembayaran konsumen yang bernama Circle Internet Financial.
Sejak kemunculannya pada tahun 2013 lalu, Bitcoin dilihat sebagai bentuk penyimpangan karena digunakan sebagai mata uang virtual dalam melakukan transaksi beli dan jual secara spekulatif.
Meskipun Bitcoin telah dicap sebagai sesuatu yang kontroversial, lembaga keuangan besar secara diam-diam melihat potensi yang ditawarkan oleh teknologi Bitcoin dan berpotensi menjadi jaringan keuangan baru yang memungkinkan untuk dipakai di seluruh dunia secara aman, terjangkau dan cepat.
Beberapa perusahaan Bitcoin yang lain telah mengumumkan bahwa beberapa Bank Eropa dan eksekutif Bank tertarik terhadap teknologi mata uang virtual tersebut dan memutuskan untuk berinvestasi dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Akan tetapi Goldman merupakan bank utama pertama yang melakukan investasi dalam jumlah yang cukup mengejutkan.
Investasi pada Bitcoin tersebut berasal dari kelompok Goldman yang berfokus pada investasi strategis dengan fungsinya untuk menempatkan uang dalam proyek-proyek yang dimungkinkan memberi hasil yang signifikan bagi bisnis bank Goldman itu sendiri.
Pihak Goldman tidak menanggapi pernyataan Thomas F. Jessop selaku kepala strategisnya mengenai investasi tersebut. Pernyataan beliau memang tidak menyebutkan kata “Bitcoin” namun tentang visi perusahaan yang melihat peluang perusahaan dalam memberikan solusi terhadap pasar global melalui inovasi teknologi.
Circle yang tidak memproduksi Bitcoin sebelumnya telah mendapatkan dana investasi dari beberapa perusahaan modal ventura yakni General Catalyst Partners dan Breyer Capital.
Tidak seperti kebanyakan perusahaan Bitcoin lainnya yang berfokus untuk memudahkan pembelian dan penjualan Bitcoin, Circle justru ingin menggunakan mata uang virtual tersebut sebagai cara mudah untuk memindahkan uang secara cepat baik domestik maupun internasional. Hal tersebut bisa direalisasikan dengan diiuktsertakannya IDG Capital, salah sebuah perusahaan yang telah membantu beberapa perusahaan start-up besar dari Tiongkok.
Pelanggan Circle yang tetap ingin membeli dan memegang Bitcoin dapat saja dilakukan. Namun bagi yang tidak ingin berurusan dengan volatilitas harga mata uang virtual tersebut, Ciircle sedang menyiapkan sistem agar pelanggan dapat mempertahankan saldo mata uang dolar mereka di rekening bank khusus. Dalam hal ini, Bitcoin hanya digunakan sebagai sarana untuk memindahkan uang untuk mencegah timbulnya biaya administrasi dari sistem keuangan virtual tersebut.
Meskipun Goldman pada nantinya tidak akan menjadi bank bagi Circle dan tidak pula menyimpan Bitcoin itu sendiri, investasinya dalam Circle bisa membuat reputasi Goldman menjadi positif sebagai insitusi keuangan besar yang bisa melihat teknologi sebagai inovasi. Di sisi lain, Amerika Serikat sendiri hanya memiliki satu bank yang secara hukum dapat menyimpan Bitcoin dari nasabah. Bank tersebut tidak lain adalah Silicon Valley Bank yang merupakan bank kebanyakan kiennya merupakan perusahaan-perusahaan teknologi.
Goldman merupakan satu di antara beberapa bank yang telah melakukan riset tertulis mengenai potensial Bitcoin di masa yang akan datang.
Seno Kuncoro/VMN/BL/Analyst Vibiz Research
Editor: Ruth Berliana