(Business Lounge – News & Insight) – Mahasiswa Universitas Nairobi melihat keluar jendela dari asrama perempuan Kimberly di kampus Kikuyu di dekat Nairobi, ibukota Kenya pada hari Minggu kemarin. Seorang pelajar tewas dan 150 lainnya luka-luka dalam desak-desakan kemarin di kampus universitas Kenya setelah terjadi ledakan listrik pra-fajar yang memicu kekhawatiran serangan teroris lagi.
Beberapa siswa panik melemparkan diri dari bangunan setinggi lantai lima di kampus Universitas Nairobi, kata wakil rektor Peter Mbithi. Negara ini di cukup trauma setelah setelah tanggal 2 April lalu mengalami serangan oleh pemberontak al-Shabab Somalia pada Universitas Garissa yang menewaskan 148 orang, sebagian besar dari mereka adalah pelajar. Ini merupakan serangan paling mematikan di tanah Kenya sejak pemboman Kedubes AS di Nairobi tahun 1998 dilansir dari AFP.
Menteri Pendidikan Jacob Kaimenyi mengatakan ledakan kemarin terjadi sekitar jam 4 pagi sementara siswa sedang tidur di kampus universitas Kikuyu sekitar 20 kilometer sebelah barat ibukota Nairobi.
“Sebuah kabel listrik meledak di luar asrama mahasiswa. Asrama itu sendiri tidak terkena sama sekali, tetapi para pelajar berpikir itu adalah serangan, “kata Mbithi. “Beberapa pelajar melompat keluar,” dari bangunan dan “ada juga yang terinjak,” kata Mbithi. “Seorang mahasiswa tewas setelah melompat dari lantai lima,” katanya di luar bagian gawat darurat rumah sakit umum utama negara itu, Kenyatta National.
Sekitar 150 orang terluka, sebagian besar luka ringan, sementara 20 yang lain tetap berada di rumah sakit untuk perawatan. “Saya bisa melihat siswa melompat dan salah satunya mendarat di kepalanya,” kata mahasiswa tahun ketiga Felix Muriuki. Yang lainnya mengatakan ada tiga ledakan keras, yang meningkatkan kepanikan di kalangan mahasiswa. “Kami pikir itu serangan al-Shabab yang lain,” kata Eddy Capella, seorang mahasiswa tahun pertama.
Kenya Power, distributor listrik utama negara itu, mengatakan ledakan itu disebabkan oleh kabel bawah tanah yang kelebihan beban. Laporan saksi awal mengatakan itu adalah trafo yang meledak.
Pelajar Kikuyu meminta pemerintah untuk berbuat lebih banyak untuk mengamankan semua universitas. “Saya tidak merasa 100 persen aman di kampus tapi saya akan melanjutkan studi saya,” kata Muriuki.
Siswa mengatakan ledakan itu membangkitkan kenangan akan serangan 2 April terhadap Garissa University, sekitar 200 km dari perbatasan Somalia. Al-Qaida-blok kelompok Somalia al-Shabab mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, yang juga datang sebelum fajar. Tragedi itu menimpa Kenya yang saat ini masih berduka atas pelajar yang tewas di Garissa, dengan pemakaman berlangsung di seluruh negeri.
Al-Shabab telah menewaskan lebih dari 400 orang di tanah Kenya dalam dua tahun terakhir, termasuk 67 orang selama pengepungan di mal Nairobi Westgate pada tahun 2013.
Arum/Journalist/VMN/BL
Editor: Iin Caratri
Image : Antara