Pembicaraan Maritim ke-26, Indonesia – Malaysia Alami Kemajuan

(Business Lounge – News & Insight) Presiden Jokowi sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke negara tetangga, Malaysia. Tiba pada Kamis (5/2) di Kualalumpur, rombongan kepresidenan disambut upacara kenegaraan  oleh Perdana Menteri Malaysia, Dato Sri Mohammad Najib Tun Abdul Razak. Malaysia adalah negara pertama dari rencana tiga negara yang ada dalam daftar kunjungan bilateral Presiden Jokowi.

Membentuk Special Envoy

Terkait dengan masalah perbatasan dan maritim antara kedua negara, Presiden Jokowi dan Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Mohammad Najib Tun Abdul Razak telah membuat kesepakatan untuk membentuk technical meeting dan special envoy (utusan khusus) untuk mencari penyelesaian. Demikian  dilaporkan setkab.go.id pada Jumat (6/2) setelah konferensi pers diadakan seusai pertemuan bilateral kedua negara.

Hal-hal lain yang juga dibahas adalah terkait dengan nelayan, baik pada overlapping area maupun pada perairan Indonesia dan Malaysia; Tenaga Kerja Indonesia yang akan menggunakan satu jalur sehingga para TKI dapat memperoleh perlindungan; permintaan sekolah Indonesia yang di Sabah; dan juga masalah nelayan Bajo. “Ini merupakan kemajuan yang sangat cepat,” demikian dikatakan Presiden Jokowi.

Pada bidang perdagangan, pemerintah Indonesia membuka kesempatan seluas-luasnya bagi investor Malaysia untuk mengambil bagian dalam mengerjakan proyek-proyek terutama kereta api, jalan tol, pelabuhan, dan juga investasi powerplant (pembangkit listrik).

Dinilai Positif

Perdana Menteri Malaysia Dato Sri Mohammad Najib Tun Abdul Razak memberikan penilaian positif atas pembicaraan bilateral antara Indonesia dan Malaysia.

Bagi Najib, pembicaraan mengenai batas maritim kedua negara ini memang merupakan pembicaraan yang ke-26, tetapi pada pembicaraan inilah terlihat kemajuan yang signifikan. “Oleh karena itu, kami berdua bersetuju untuk meneruskan usaha penyelesaian perbatasan maritim ini,” demikian dikatakan Najib dalam konperensi pers bersama Presiden Jokowi. Pertemuan lanjutan akan  dilaksanakan pada akhir bulan ini juga. “Disamping itu kami setuju melantik utusan khusus di pemerintah Indonesia dan Malaysia untuk mengadakan perundingan untuk mencari solusi yang disepakati kedua negara,” tambah Najib.

Terkait Nelayan

Kedua negara telah menyepakati jika nelayan memasuki wilayah antara Indonesia – Malaysia maka akan diusir pulang tidak dikenakan Undang-Undang, sebaliknya kalau mereka masuk ke dalam perairan Indonesia secara tidak legal maka dapat diambil tindakan.

Terkait Tenaga Kerja

Akan diberlakukan satu jalur yang dengan demikian tenaga kerja akan mendapat pelatihan yang cukup dan perlindungan pada saat mereka. Pemerintah Malaysia juga setuju untuk membuka sekolah bagi keluarga-keluarga pekerja Indonesia di Sabah. Saat ini terhitung ada 50 buah sekolah Indonesia di Sabah.

Kerjasama Bidang Ekonomi

Kedua pemimpin negara juga berharap akan dapat mencapai sasaran 45 juta dollar AS dalam kerjasama di bidang ekonomi. Baik PM Malaysia Dato Sri Mohammad Najib Tun Abdul Razak maupun Presiden Jokowi setuju bahwa hubungan perdagangan perlu terus dikembangkan.

Zona Waktu Bersama

Zona waktu bersama juga menjadi salah satu yang dibicarakan keduanya. APabila ada kemungkinan dibuatnya zona waktu bersama dengan semua ibu kota di negara-negara Asean. Hal ini untuk memudahkan integrasi dalam hal perdagangan di kawasan Asean.

Presiden Jokowi dijadwalkan akan berada di Malaysia hingga tanggal 7 Februari dan kemudian akan melanjutkan kunjungan bilateral ke Brunei Darussalam.

uthe/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana
Image:
Sumber: Setkab