(Business Lounge – Achievement) Total penduduk Indonesia di tahun 2030 diperkirakan akan mencapai angka 300 juta menurut data yang dikeluarkan Biro Pusat Statistik dengan age dependancy ratio akan terjadi penurunan sejak 2010 sebesar 50,5 persen menjadi 46,9 persen. Indikator ini memberikan sinyal bahwa ketergantungan pada penduduk usia kerja semakin menurun pada tahun 2030, atau jumlah penduduk usia kerja meningkat lebih besar dibandingkan jumlah mereka yang berusia tidak produktif. Menurunnya age dependancy ratio menunjukkan berkurangnya beban ekonomi bagi penduduk umur produktif (usia kerja) yang menanggung penduduk umur tidak produktif.
Untuk prediksi pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Emil sebesar 7% merupakan asumsi yang dipergunakan juga oleh McKinsey dalam memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju tahun 2030, yang menarik dalam analisa yang dilakukan oleh McKinsey adalah bahwa untuk mencapainya dibutuhkan pertumbuhan produktivitas sebesar 60 percent dari rata-rata hasil tenaga kerja Indonesia dari data pertumbuhan selama tahun 2000- 2010.
Pekerjaan besar untuk bonus demografi Indonesia adalah bagaimana pertumbuhan produktivitas yang diperlukan ini bisa tercapai. Menyimak peraturan investasi untuk foreign direct investment (FDI) memang salah satu peraturannya adalah bagaimana melibatkan tenaga kerja Indonesia dalam industri yang sedang dikembangkan, peraturan ini tetap perlu dipertahankan sebagai salah satu cara meningkatkan produktivitas tenaga kerja Indonesia.
Indonesia yang bertumbuh memerlukan skill baru yang mendukung pertumbuhan. Penelitian yang dilakukan oleh World Bank di Indonesia, sumber daya manusia adalah kendala utama dari sektor manufaktur. World Bank menemukan 84 percent dari karyawan pabrik mengalami kesulitan untuk memenuhi posisi manajemen dan 69 persen menyampaikan masalah dalam mencari sumber karyawan yang skillful, dan sulitnya melakukan pemutusan hubungan kerja merupakan masalah yang dihadapi perusahaan. Selain dari regulasi pemerintah untuk investasi, diperlukan juga pemahaman bahwa pertumbuhan produktivitas adalah hasil pertumbuhan investasi di skill labor yang pada tahun 2030 diperkirakan akan ada permintaan skill labor dan semi skill labor hingga 113 juta. Jumlah ini meningkat sebanyak 60 juta dibandingkan dengan kondisi sekarang yang masih berjumlah sekitar 55 juta.
Bagaimanakah mengatasi kekurangan 60 juta orang skill labor di tahun 2030? Tentulah kata kuncinya adalah pendidikan, masih ada 16 tahun kedepan untuk mengejarnya, meskipun jumlah tahun itu bukanlah jumlah tahun yang lama. Perubahan yang terbilang masif diperlukan dalam pendidikan di Indonesia. Beberapa pemikiran yang saya coba rangkum dari berbagai sumber adalah : pertama, pentingnya mulai meningkatkan peran tenaga kerja wanita untuk lebih skillful , dari grafik yang dilansir Mc Kinsey ini memang akan ada angka yang significant hingga ke 40 juta skillful labor didapatkan. Namun masih ada Sembilan juta lagi tenaga kerja yang skillful untuk memenuhi target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan, jumlah ini sama dengan jumlah penduduk kota Jakarta pada saat ini.
Kemungkinan kedua untuk menutupi kekurangan ini adalah melalui peningkatan kualitas pendidik, sebab keterbelakangan pendidikan banyak disebabkan karena kualitas pendidik yang tidak memenuhi standar. Gagasan ketiga yang banyak dilontarkan adalah adanya kedekatan antara dunia pendidikan dan dunia usaha, dimana interaksi keduanya memungkin kecilnya jurang permintaan dan penawaran tenaga kerja. Saat ini memang banyak perusahaan sudah berinisiatif untuk menyelenggarakan pendidikan tinggi yang menjadi bentuk pelayanan mereka kepada masyarakat.
Semua usaha-usaha untuk meningkatkan produktifitas tenaga kerja Indonesia tentu membutuhkan investasi pemerintah yang tidak sedikit, pemerintahan 16 tahun kedepan yang terbagi dalam 3 periode presiden terpilih harus mengutamakan penanganan akan hal ini. Kegagalan dalam menyediakan tenaga kerja yang berpendidikan merupakan ancaman masuknya Indonesia pada middle income trap , karena pertumbuhan ekonomi akan stagnant disebabkan ketidakmampuan Indonesia menghasilkan tenaga kerja yang terampil.
Back to Prof. Dr. Emil Salim – Pondasi Ekonomi Indonesia
Hipotesa ini didukung oleh Prof. Dr. Subroto yang menyatakan bahwa Indonesia memang memiliki dividen demografi, namun harus diimbangi dengan peningkatan pendidikan, keterampilan dan semangat kerja pada kelompok usia kerja yang akan meningkatkan produktifitas mereka untuk kemudian akan menimbulkan peningkatan pendapatan per kapita serta dengan sendirinya akan menaikkan kesejahteraan bangsa Indonesia. Jika demikian, rakyat pun dapat membayar apa pun juga sebab pada kenyataannya kemampuan bangsa itu diterjemahkan dalam jumlah uang.
Lalu bagaimana jika kita gagal meningkatkan produktifitas kelompok usia kerja ini? Maka dapat dipastikan kegagalan dalam meningkatkan ketrampilan tenaga kerja membuat bertambahnya jumlah pengganguran dan terjadinya instabilitas politik dan ekonomi.
Fadjar Ari Dewanto/Managing Partner Business Advisory Vibiz Consulting/VMN/BL