Iran Lakukan Transparansi Industri Nuklir

(Business Lounge – News & Insight) Yukiya Amano, Director General of the International Atomic Energy Agency (IAEA), melakukan perjalanan mengunjungi Iran pada Minggu (17/8) untuk memperoleh informasi mengenai program nuklir negara tersebut. Di dalam kunjungannya tersebut Iran telah memberikan komitmen yang kuat untuk bekerja sama dengan badan pengawas nuklir PBB ini selama dilakukannya penyelidikan atas dugaan adanya penelitian bom atom yang dilakukan oleh Iran.

Masalah ini terkait erat dengan perundingan Iran dengan enam kekuatan dunia yang bertujuan mengakhiri kebuntuan yang telah berlangsung selama satu dekade ini terkait kegiatan atomn serta untuk menghilangkan kekuatiran yang timbul tentang kemungkinan tercetusnya perang Timur Tengah baru.

Iran Memiliki Komitmen Untuk Bekerjasama dengan PBB

Amano merasa bahwa kunjungan singkat ini akan menjadi sangat berguna. Dalam kunjungannya ke Teheran, ia bertemu dengan Presiden Hassan Rouhani dan pejabat senior Iran lainnya, menurut pernyataan yang dikeluarkan oleh IAEA di Wina seperti dilansir oleh Reuters.

Mengacu pada perjanjian kerjasama bertahap yang disepakati antara Iran dan IAEA pada bulan November tahun lalu, Amano menambahkan bahwa Iran telah menyatakan komitmen penuhnya untuk melakukan kerja sama dengan IAEA guna menyelesaikan semua permasalahan pada masa ini dan masa lalu.

Sejak Rouhani terpilih pada pertengahan 2013, Teheran telah berjanji untuk bekerja dengan badan PBB dalam menjernihkan kecurigaan dunia mengenai program nuklirnya. Tetapi keinginannya untuk mengakhiri sengketa nuklir sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan sanksi-sanksi ekonomi yang ditujukan kepada Iran itu telah terhambat oleh oposisi garis keras di negara produsen minyak tersebut.

Setelah bertemu Amano, Rouhani mengatakan di akun Twitternya yang berbahasa Inggris bahwa Iran telah bertekad untuk membuat kesepakatan dengan IAEA dalam rentang waktu singkat mungkin. Dia berharap untuk dapat mewujudkannya dalam waktu kurang dari satu tahun.

Melakukan Transparansi Sebagai Bagian dari Perjanjian

Sebagai bagian dari kesepakatan antara Iran dan IAEA, maka Iran wajib untuk melakukan transparansi dan hal ini telah disetujui oleh Iran. Sebagai suatu langkah maju maka direncanakanlah langkah-langkah praktis dalam melakukan transparansi ini termasuk lima langkah yang telah disepakati bersama sejak Mei lalu dan akan dilakukan hingga 25 Agustus depan. Dua di antaranya berkaitan dengan dilakukannya penyelidikan bom nuklir secara langsung. Semua pihak berharap Iran akan memenuhi komitmennya ketika penyelidikan ini berlangsung.

Dalam pertemuan ini juga dibahas adanya sejumlah langkah baru yang akan diambil. Salah satunya berkaitan dengan pengembangan exploding bridge wire detonators (EBW), yaitu jenis detonator yang digunakan untuk memulai reaksi peledakan dalam bahan peledak yang umum digunakan dalam senjata nuklir. Iran beralasan bahwa penggunaan EBW ini hanya dalam industri minyak dan gas, tidak terkait dengan praktik industri khusus.

Namun hal ini akan dikembalikan lagi kepada bagaimana IAEA akan menilai semua penggunaan ini.

Sanksi Ekonomi terhadap Iran

Iran memang sudah ada di bawah sanksi ekonomi yang merupakan satu dari sejumlah sanksi lainnya dari AS sejak 1979. Sanksi yang telah diterima Iran selama bertahun-tahun ini telah menyebabkan mahalnya harga barang-barang di Iran. Selain itu armada pesawat yang sudah semakin tua sehingga semakin tidak aman untuk dioperasikan. Menurut laporan dari kantor berita Iran yang dilansir oleh Wikipedia terdapat 17 pesawat telah jatuh selama 25 tahun terakhir dan menewaskan sekitar 1.500 orang.

Secara keseluruhan sanksi ekonomi ini telah memberikan dampak yang signifikan kepada Iran. Namun Presiden Iran Hassan Rouhani telah membuka kesepakatan baru untuk guna mengakhiri sanksi ekonomi atas Iran yang telah berlangsung selama hampir 35 tahun ini.

 

Uthe/Journalist/VMN/BL
Editor: Jul Allens
Foto: youtube