Joel Ewanick, Angkat Nama Hyundai di Tengah Carut Marutnya Industri Otomotif

(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Joel Ewanick dinobatkan sebagai CMO of The Year oleh majalah Forbes, berkat strategi-strategi pemasarannya yang jitu dan berhasil meraup pangsa pasar yang signifikan bagi Hyundai di AS, meskipun di tengah kondisi resesi. Apa saja strategi yang menjadi kunci sukses keberhasilannya dalam memimpin pemasaran Hyundai di AS?

Pemasaran yang Agresif
Di masa resesi, banyak perusahaan yang memangkas pemasaran dan promosi demi menekan biaya. Namun, tidak demikian dengan Hyundai, yang justru melakukan pemasaran secara agresif. Dan, sekarang Hyundai menuai hasil yang memuaskan. Brand Hyundai kini semakin kuat di mata pelanggan.

Salah satu faktor yang mendorong agresifnya pemasaran Hyundai adalah anjloknya mata uang won. Won yang telah merosot lebih dari 20% sejak awal 2008 menjadikan biaya produksi di Korea lebih murah, sehingga laba yang diperoleh lebih tinggi ketika dollar AS dikonversi ke won. Karena biaya produksi turun, maka Hyundai kemudian punya insentif lebih untuk aktivitas promosi.

Hyundai membidik event-event besar seperti Super Bowl,Academy Award untuk berpromosi. Pada setiap event tersebut, diperkirakan Hyundai menggelontorkan biaya iklan hingga 7 juta dollar. Target mereka adalah untuk melakukan branding image yang kuat kepada banyak orang, yang diharapkan kemudian akan datang ke show room Hyundai.

Hyundai Assurance Program, Empati Untuk Konsumen
Salah satu promosi yang menjadi kunci sukses strategi Hyundai adalah `Assurance Program`. Assurance Program memungkinkan orang untuk menyicil mobil Hyundai, namun jika terdapat kasus kehilangan sumber pendapatan (pekerjaan) maka mobil tersebut dapat dikembalikan, tanpa harus memaksakan untuk membayar cicilan.

Apalagi, perusahaan kemudian membuat promosi yang menjamin bahwa pembeli Hyundai baru akan memperoleh harga bensin spesial yakni $1.49 per gallon. Saat itu, harga bensin mencapai hampir $3 per gallon. Selisihnya dibayarkan oleh Hyundai.

 

Strategi ini menunjukkan bahwa Hyundai benar-benar memahami target pasarnya, ikut berempati dan menjawab kebutuhan mereka. Berdasarkan riset yang dilakukan Hyundai, sekitar 40% dari pembeli potensial menunda untuk membeli kendaraan karena ketidakpastian akan harga bensin. Selain itu, Hyundai juga menjawab kekhawatiran konsumen, yang tengah menghadapi ancaman gelombang PHK.

Berkat program pemerintah `cash for clunkers` pula, penjualan Hyundai di AS melejit. Agustus lalu, mereka membukukan penjualan terbaik dalam sebulan, yakni menembus level 60,000 unit. Hingga September, penjualan Hyundai di AS meningkat 1.3% menjadi 342,217 unit. Hyundai juga mengalami kenaikan yang cukup pesat dalam hal pangsa pasar, yakni dari 4.4% tahun lalu periode yang sama (hingga November), menjadi 6.1%.

Membidik Upscale Market

Dulu, Hyundai dipandang sebelah mata, yakni kendaraan dengan kualitas buruk. Namun, beberapa tahun belakangan ini, tepatnya sejak tahun 2001, Hyundai banyak melakukan usaha dalam rangka meningkatkan kualitas produk mereka, seperti fokus harian untuk proses produksi baru di pabrik, serta desain dan teknik yang lebih baik.

Kini, Hyundai dikenal dengan kualitas yang baik, dan mampu bersaing dengan produsen otomotif lainnya. Bahkan, kini Hyundai mulai membidik upscale market, dan akan mengeluarkan model yang mewah, yakni Equus. Equus akan berharga sekitar $50,000 dan $60,000, dan bersaing dengan kendaraan sekelas Mercedes Benz dan BMW.

Dengan pemahaman yang baik mengenai konsumen, dilengkapi dengan strategi pemasaran yang solid, Joel Ewanick berhasil dalam mengangkat nama Hyundai di pasar Amerika Serikat, meskipun di tengah carut-marutnya industri otomotif disana. Ini merupakan prestasi yang luar biasa.

 

(Rinella Putri/AA/TML)