(The Manager’s Lounge – Sales & Marketing) – Radiohead, band kenamaan asal Inggris, menggebrak industri musik dunia dengan peluncuran album terbarunya yang bertitel In Rainbows. Bagaimana tidak, mereka melakukan praktik pemasaran album yang tidak umum dimana para penggemar bisa langsung mengunduh album lewat internet.
Radiohead melalui web ofisialnya pada 30 September lalu mengumumkan bahwa mereka akan meluncurkan album terbaru bertitel In Rainbows pada tanggal 10 Oktober. Tidak seperti peluncuran album biasa, para penggemar dapat memperoleh koleksi 10 lagu dalam album ini dengan mengunduh via situs tersebut.
Jika biasanya Radiohead melakukan eksperimen dalam musik, kali ini agak berbeda. Kali ini band asal Inggris tersebut melakukan eksperimen dalam hal strategi pricing.
Format album itu tersedia dalam dua pilihan. Pertama, digital download dalam format DRM-free MP3 sehingga bisa diputar dengan music player apa pun.
Mereka membiarkan para penggemarnya untuk memilih harga sesuai dengan keinginan mereka. Ya, kemudian penggemar dapat mengunduh lagu secara digital yang tanpa copy protection.
Kemudian format kedua berbentuk discbox, akan edar mulai 3 Desember mendatang. Untuk format itu, distribusi dilakukan melalui W.A.S.T.E., perusahaan e-commerce mereka. Konten yang diberikan cukup komplet.
Satu set discbox In Rainbows berisi CD album, yang terdiri atas dua keping rekaman dalam bentuk gramophone disc berbahan vinyl berukuran 12 inci, serta sebuah CD tambahan yang berisi 8 bonus tracks. Selain itu, disertakan foto-foto band, artwork, dan booklet lirik. Seluruhnya akan dikemas dalam bentuk buku hardcover yang eksklusif.
Inovasi pemasaran ini adalah strategi yang cerdas. Radiohead dapat membaca bahwa sekarang semuanya sudah serba digital. Musik digital sekarang justru lebih populer dibandingkan dengan musik di radio maupun televisi. Oleh karena itu, album digital merupakan strategi yang tepat.
Jika dilihat dari kacamata ilmu pemasaran, maka kepuasan pelanggan terjadi ketika value yang didapat sesuai dengan biaya yang dikeluarkan. Pada kasus ini, penggemar yang menentukan berapa biaya yang mereka keluarkan atas album tersebut. Sehingga bukan tidak mungkin pelanggan bisa jadi ’sangat puas’ atas album ini. Menurut saya, bahkan dengan keluarnya album yang lama ditunggu ini (terakhir Hail to the Thief keluar tahun 2003) sudah memuaskan para penggemar Radiohead. Apalagi ditambah dengan strategi harga yang menggebrak industri musik.
Mengapa strategi ini disebut cerdas? Industri musik biasanya menentukan harga serupa untuk CD maupun kaset yang dikeluarkan oleh penyanyi-penyanyi tidak peduli populer maupun tidak. Radiohead adalah salah satu band terbaik di dunia. Tentunya penikmat musik lebih suka membayar lebih kepada band yang sudah ternama dibandingkan untuk penyanyi yang kurang populer.
Strategi ini juga melawan pembajakan. Jika Radiohead sudah menentukan harga terserah kepada pelanggan, maka untuk apa membajak lagi? Radiohead sudah sangat baik dalam memuaskan penggemar musiknya. Bahkan dengan strategi harga ini Radiohead juga bisa meraih penggemar lebih banyak. Non penggemar misalnya, yang tertarik untuk mendengarkan kemudian membeli dengan harga rendah, bisa jadi ia sangat puas dan kemudian menjadi penggemar band tersebut.
Terakhir, strategi ini merupakan cerminan dedikasi Radiohead terhadap musik. Mereka membuat semua orang bisa ikut menikmati musiknya. Tanpa biaya yang tinggi.
Bagaimana dengan di Indonesia yang tingkat pembajakan musiknya sangat tinggi? Apakah strategi ini bisa diterapkan? Penulis rasa bisa menjadi salah satu alternatif yang bagus. Kita tunggu saja. (RP)
(Vibiz Sales & Service/AA/TML)